
Lagu Pop Indonesia Paling Hits 2025: Deretan Karya Viral yang Bikin Baper dan Semangat!
Tahun 2025 menjadi salah satu masa keemasan bagi musik pop Indonesia. Banyak musisi muda bermunculan dengan karya segar, lirik menyentuh, dan melodi yang gampang diingat. Lagu-lagu mereka tidak hanya viral di platform streaming seperti Spotify dan YouTube, tapi juga sering dijadikan backsound di TikTok dan Reels. Dari lagu galau hingga yang penuh semangat, semuanya berhasil mencuri hati pendengar di seluruh Indonesia.
Salah satu lagu pop Indonesia yang paling hits tahun ini datang dari Ardhito Pramono, yang kembali dengan single bertajuk “Langit di Antara Kita.” Lagu ini menggabungkan nuansa pop klasik dan jazz lembut, membawa pendengarnya ke suasana romantis yang hangat. Liriknya yang puitis membuat banyak orang menjadikannya lagu wajib untuk menemani malam sendu.
Tak kalah populer, Lyodra Ginting kembali mendominasi tangga lagu dengan “Hilang dan Kembali.” Suara khasnya yang kuat dan penuh emosi membuat lagu ini jadi anthem bagi para pendengar yang sedang merasakan cinta bertepuk sebelah tangan. Lagu ini sukses besar di berbagai platform streaming dan sering diputar di radio nasional.
Sementara itu, Tulus memperkuat posisinya sebagai ikon pop Indonesia dengan lagu “Bahagia Sederhana.” Musiknya yang menenangkan, dipadu lirik yang mendalam tentang arti kebersyukuran, membuat lagu ini cocok untuk menemani waktu santai. Banyak pendengar menyebut lagu ini sebagai bentuk “pelukan dari musik.”
Di sisi lain, musisi muda seperti Nadin Amizah dan Mahalini juga mencuri perhatian dengan lagu-lagu penuh makna. Kolaborasi mereka dalam “Satu Frekuensi” sukses memadukan gaya vokal lembut dan emosional, membuat lagu ini jadi favorit di playlist romantis.
Untuk penggemar lagu upbeat, Rizky Febian menghadirkan “Pelangi Tanpa Hujan”, lagu bernuansa pop funk yang bikin pendengar ikut bergoyang. Lagu ini banyak digunakan dalam video konten positif di media sosial karena iramanya yang ceria dan liriknya yang optimistis.
Menariknya, tren lagu pop Indonesia 2025 tidak hanya soal cinta, tapi juga banyak yang mengangkat tema persahabatan, self-love, dan perjalanan join999 slot jepang hidup. Hal ini menunjukkan bahwa musisi Indonesia semakin kreatif dan berani mengeksplorasi ide baru yang dekat dengan generasi muda.
Dengan beragam warna dan emosi, lagu pop Indonesia tahun 2025 menjadi bukti nyata bahwa industri musik Tanah Air terus berkembang pesat. Para musisi bukan hanya menciptakan hits sesaat, tapi juga karya yang meninggalkan kesan mendalam di hati pendengarnya. Jadi, siapkan playlist kamu dan nikmati harmoni terbaik dari musik Indonesia tahun ini!
Baca Juga: Alunan Musik Daerah: Suara Tradisi yang Menyentuh Jiwa Rakyat

Asal Muasal Musik Rock: Dari Blues Hingga Jadi Genre Legendaris
Musik rock hari ini udah jadi salah satu genre paling populer di dunia. Identik dengan gitar listrik yang ngebut, drum yang nendang, serta vokal penuh energi, musik rock berhasil narik hati jutaan orang dari generasi ke generasi. Tapi lo tahu nggak, sebenarnya musik rock punya asal usul panjang sebelum akhirnya jadi besar seperti sekarang? Yuk kita bahas bareng-bareng!
Awalnya, musik rock lahir dari perpaduan beberapa genre di Amerika Serikat pada tahun 1940-an dan 1950-an. Ada pengaruh kuat dari blues, rhythm and blues (R&B), country, dan juga gospel. Gaya musik ini muncul di tengah masyarakat Afro-Amerika yang sering bawain lagu dengan gitar, harmoni vokal, dan beat sederhana tapi kuat.
Tokoh yang sering dianggap sebagai pionir adalah Chuck Berry, Little Richard, dan Elvis Presley. Mereka menggabungkan gaya blues dengan energi baru, bikin musik yang lebih cepat, lebih liar, dan punya daya tarik ke anak muda. Elvis bahkan dijuluki “King of Rock and Roll” karena sukses ngenalin musik rock ke dunia mainstream.
Di era 1960-an, musik rock berkembang makin pesat. The Beatles dan The Rolling Stones dari Inggris ikut ngebawa rock ke level global. Dari sinilah muncul istilah British Invasion, di mana band-band Inggris mendominasi tangga lagu Amerika dan dunia. Musik rock nggak cuma soal musik, tapi juga gaya hidup dan simbol kebebasan anak muda.
Masuk 1970-an, rock bercabang jadi banyak subgenre. Ada hard rock dengan gitar lebih bertenaga kayak Led Zeppelin, punk rock yang lebih sederhana dan keras kayak The Ramones, sampai progressive rock dengan aransemen kompleks kayak Pink Floyd. Semua cabang itu bikin musik rock semakin kaya.
Selain jadi hiburan, musik rock juga sering dipakai sebagai sarana protes sosial dan politik. Banyak musisi rock bawain lirik soal kebebasan, perdamaian, hingga kritik pemerintahan. Inilah yang bikin rock bukan cuma musik, tapi juga gerakan budaya.
Di tahun-tahun berikutnya, lahirlah lagi subgenre seperti grunge (Nirvana), alternative rock, sampai gubernurnews.com metal. Setiap generasi selalu punya versi rock yang relevan dengan zamannya. Bahkan sampai sekarang, konser rock masih jadi salah satu pertunjukan musik paling ramai di dunia.
Intinya, asal muasal musik rock berangkat dari perpaduan budaya dan musik rakyat, lalu berkembang jadi genre besar yang punya pengaruh global. Rock bukan sekadar suara gitar distorsi, tapi juga energi, ekspresi, dan simbol kebebasan.
Baca Juga: Aturan Musik Tahun 2025: Putar Lagu Bisa Kena Copyright?

Aturan Musik Tahun 2025: Putar Lagu Bisa Kena Copyright?
Di tahun 2025, perkembangan dunia digital bikin musik makin gampang diakses. Cukup sekali klik, lo udah bisa dengerin lagu dari seluruh dunia lewat platform streaming. Tapi di balik kemudahan itu, ada aturan soal hak cipta atau copyright yang wajib dipahami, terutama kalau lo sering muter lagu buat konten atau acara.
Pertama, hak cipta musik tetap berlaku penuh. Lagu yang lo dengerin di Spotify, YouTube, atau platform resmi lainnya punya perlindungan hukum. Artinya, kalau lo muter musik di ruang publik atau masukin ke konten, bisa aja kena klaim copyright kalau nggak sesuai aturan.
Kedua, bedain antara penggunaan pribadi dan komersial. Kalau lo cuma muter musik di rumah atau bareng temen, itu aman-aman aja. Tapi kalau musiknya dipakai buat konten YouTube, TikTok, Instagram, atau bahkan acara bisnis, biasanya ada aturan khusus. Banyak platform udah pasang sistem pendeteksi otomatis buat ngecek lagu berhak cipta.
Ketiga, di 2025 makin banyak platform yang nyediain music library bebas lisensi alias royalty-free. Lagu-lagu ini bisa lo pakai bebas buat konten tanpa takut kena copyright, asal ikutin syarat penggunaan. Jadi kalau lo konten kreator, lebih aman pake musik dari library resmi atau beli lisensinya.
Keempat, buat acara publik kayak kafe, restoran, atau event, biasanya butuh izin dari lembaga kolektif manajemen royalti (LMK). Di Indonesia, aturan ini udah berlaku beberapa tahun terakhir dan tahun 2025 makin ditegaskan. Jadi, pemilik usaha wajib bayar lisensi tahunan biar sah muter musik berhak cipta di tempat mereka.
Kelima, ada juga opsi pake musik dari platform resmi terpercaya kayak Epidemic Sound atau Artlist. Dengan berlangganan, lo dapet ribuan lagu bebas copyright yang bisa dipakai buat konten komersial. Cara ini lebih aman ketimbang ambil lagu sembarangan di internet.
Intinya, di tahun 2025 lo tetep harus hati-hati soal musik. Putar lagu di ruang pribadi emang aman, tapi kalau udah masuk ranah publik atau komersial, ada aturan hak cipta yang wajib ditaati. Kalau nggak, siap-siap kena klaim atau bahkan penalti hukum.
Jadi, kalau lo konten kreator, pengusaha, atau sekadar pengen muter lagu di acara, pastikan tau bedanya musik berhak cipta https://wecareeastkent.com/ sama yang bebas lisensi. Dengan begitu, lo bisa tetep nikmatin musik tanpa drama copyright.
Baca Juga: “Mangu” dari Fourtwnty: Lagu Melarikan Diri Menuju Dingin dan Damai di Tanah Tinggi Minahasa

Soundtrack Kehidupan Jepang: Peran Musik dalam Budaya Sehari-hari
Musik udah lama menjadi bagian integral berasal dari budaya rajazeus login online Jepang. Lebih berasal dari sekadar hiburan, musik di Jepang menyatu didalam berbagai segi kehidupan sehari-hari, berasal dari ritual keagamaan dan festival tradisional sampai pusat perbelanjaan moderen dan transportasi publik. Dari dentingan alat musik tradisional layaknya shamisen dan koto sampai dentuman musik J-Pop dan alunan soundtrack anime, musik menjadi pengiring setia didalam setiap peristiwa penduduk Jepang.
Musik Tradisional: Irama yang Mengakar didalam Budaya
Musik tradisional Jepang, layaknya gagaku (musik istana), noh (teater musikal klasik), dan min’yō (lagu rakyat), merupakan warisan budaya yang kaya dan tetap dilestarikan. Musik-musik ini sering kali digunakan didalam upacara keagamaan Shinto dan Buddha, serta didalam perayaan-perayaan lokal di desa-desa.
Instrumen layaknya shakuhachi (seruling bambu), koto (alat musik berdawai), dan taiko (drum besar) menciptakan suara khas yang mampu membangkitkan emosi mendalam. Tidak cuma sebagai layanan hiburan, musik tradisional ini punya kegunaan spiritual dan sosial, memperkuat ikatan komunitas dan menghubungkan penduduk dengan leluhur serta alam.
Musik di Kehidupan Modern: Dari Kereta sampai Pusat Perbelanjaan
Berjalan-jalan di kota-kota besar Jepang layaknya Tokyo atau Osaka, kami akan segera memahami bahwa musik tersedia di mana-mana. Di stasiun kereta, musik pengumuman (eki melody) digunakan untuk menandai keberangkatan dan kedatangan kereta. Nada-nada ini bukan cuma estetika, namun juga dirancang untuk menambahkan ketenangan, mengurangi stres, dan menambah efisiensi arus penumpang.
Di pusat perbelanjaan, restoran, dan toko-toko, musik menjadi alat pemasaran yang efektif. Lagu-lagu pop mudah atau instrumental digunakan untuk menciptakan keadaan nyaman dan menyenangkan. Bahkan banyak toko yang punya jingle ikonik mereka sendiri yang mudah dikenali.
J-Pop dan Musik Populer: Identitas Generasi Baru
Genre J-Pop (Japanese Pop) menjadi representasi utama berasal dari budaya musik moderen Jepang. Artis dan kelompok layaknya Hikaru Utada, Arashi, Perfume, sampai generasi baru layaknya YOASOBI dan Aimer menjadi ikon musik yang digemari tak cuma di Jepang, namun juga mancanegara.
Musik mereka sering dikaitkan dengan drama, iklan, dan anime, menjadikannya bagian tak terpisahkan berasal dari budaya populer Jepang. Selain J-Pop, genre lain layaknya J-Rock, hip-hop Jepang, dan musik elektronik juga berkembang pesat. Festival musik layaknya Summer Sonic dan Fuji Rock Festival menjadi bukti betapa besarnya antusiasme penduduk Jepang pada musik lintas genre.
Anime dan Game: Musik sebagai Elemen Emosional
Anime dan video game Jepang tidak cuma dikenal dikarenakan cerita dan visualnya, namun juga dikarenakan musiknya yang kuat secara emosional. Soundtrack anime layaknya Spirited Away, Your Name, sampai Attack on Titan punya kapabilitas untuk membangkitkan kenangan dan membentuk ikatan emosional yang mendalam dengan penontonnya.
Para komposer layaknya Joe Hisaishi (Studio Ghibli) dan Yoko Kanno (Cowboy Bebop) udah menjadi legenda dikarenakan karya mereka yang menyentuh hati dan menempel di benak banyak orang. Musik didalam game layaknya Final Fantasy dan The Legend of Zelda juga sering dimainkan didalam konser orkestra, pertanda penghargaan tinggi pada musik digital sebagai karya seni.
Karaoke: Musik Sebagai Sarana Sosialisasi
Tak lengkap membahas musik Jepang tanpa menyebut karaoke. Fenomena ini bukan sekadar hiburan, namun juga ritual sosial. Dari perayaan kantor sampai malam enjoy dengan teman, karaoke adalah peristiwa untuk membiarkan lelah dan mengekspresikan diri.
Tersedia di nyaris setiap sudut kota, area karaoke menjadi tidak benar satu ruang publik di mana siapa pun mampu menjadi bintang panggung. Karaoke juga punya nilai terapeutik. Banyak orang Jepang pakai karaoke sebagai cara untuk membiarkan stres, menambah rasa yakin diri, dan lebih-lebih mempererat interaksi interpersonal.
Pendidikan Musik dan Peran Keluarga
Musik juga diajarkan sejak dini didalam sistem pendidikan Jepang. Anak-anak belajar memainkan alat musik simple layaknya rekorder atau harmonika di sekolah dasar, dan banyak keluarga mendorong anak mereka untuk belajar piano atau biola. Konser sekolah dan kompetisi musik menjadi ajang untuk menumbuhkan rasa yakin diri dan apresiasi pada seni.
Orang tua Jepang sering kali berasumsi pendidikan musik sebagai investasi jangka panjang yang mampu mendukung perkembangan intelektual dan emosional anak. Hal ini mencerminkan penghargaan tinggi penduduk Jepang pada seni sebagai bagian berasal dari pendidikan karakter.
Kesimpulan
BACA JUGA: Cara Download Musik di iOS dengan Mudah dan Legal
Musik di Jepang bukan cuma hiburan—ia adalah ekspresi budaya, alat komunikasi, layanan edukasi, dan lebih-lebih terapi emosional. Dari lagu tradisional sampai irama pop modern, berasal dari pengumuman stasiun sampai soundtrack anime, musik menjadi soundtrack sejati didalam kehidupan sehari-hari penduduk Jepang. Perannya yang luas dan banyak variasi memperlihatkan bahwa di setiap sudut Jepang, selalu tersedia suara yang mengiringi cerita kehidupan.

Musik China di Era Digital: Bagaimana Platform Streaming Mengubah Landscape
Industri musik China mengalami transformasi besar-besaran sejak era digital dimulai. Dulu, musik tradisional dan pop Mandarin didominasi oleh CD dan televisi, tetapi kini platform streaming seperti Tencent Music, NetEase Cloud Music, dan Douyin (TikTok China) menjadi raja baru. Artikel spaceman ini akan membahas bagaimana digitalisasi mengubah cara orang China mendengarkan musik, dari bangkitnya C-pop hingga persaingan sengit dengan K-pop dan Barat.
1. Revolusi Digital: Dari CD ke Streaming
A. Matinya Pasar CD & Bangkitnya Platform Digital
-
Tahun 2000-an: Pasar musik China dikuasai CD bajakan.
-
2015-sekarang: Tencent Music Entertainment (TME) menjadi pemain utama setelah merger QQ Music, KuGou, dan Kuwo.
-
Statistik:
-
78% pendengar musik China menggunakan platform streaming (2024).
-
90 juta pengguna berlangganan layanan premium.
-
B. Peran TikTok (Douyin) dalam Viral Musik
-
Lagu seperti 《The Wind Rises》 (起风了) menjadi hits karena tantangan Douyin.
-
Kolaborasi Artis-Label-Platform:
-
Label musik sekarang langsung bekerjasama dengan Douyin untuk promosi.
-
2. C-Pop vs K-Pop vs Barat: Pertarungan di Pasar China
A. Kebangkitan C-Pop (Mandopop)
-
Artis Top:
-
Jay Chou (周杰伦) – Raja Mandopop dengan 7,4 juta penjualan album digital.
-
Li Ronghao (李荣浩) & Joker Xue (薛之谦) – Penyanyi-penulis lagu populer.
-
-
Genre Baru:
-
“City Pop China” (Contoh: 郭顶《水星记》)
-
Hip-Hop Mandarin (Lewat acara 《中国新说唱》)
-
B. K-Pop Masih Kuat, Tapi Dibatasi
-
Boyband/Girlband Korea (BTS, BLACKPINK) tetap populer, tapi:
-
Pembatasan Pemerintah: “Hallyu Ban” membatasi konser K-pop.
-
Strategi Adaptasi: SM Entertainment & HYBE kolaborasi dengan artis China.
-
C. Musik Barat: Antara Diblokir dan Diterima
-
Taylor Swift & Ed Sheeran punya basis penggemar besar.
-
Tapi… Spotify diblokir, jadi hanya tersedia di Tencent Music.
3. Monetisasi Musik di China: Langganan, Live Streaming, & Virtual Concert
A. Model Bisnis “Freemium”
-
Contoh Tencent Music:
-
Gratis (dengan iklan) vs VIP (tanpa iklan + fitur eksklusif).
-
-
Pendapatan Terbesar dari:
-
Live Streaming Karaoke (App seperti WeSing).
-
Virtual Concert (Contoh: G.E.M. 邓紫棋 konser metaverse).
-
B. Fenomena “Super Fan Economy”
-
Fans rela bayar ¥100-500 untuk “digital album collectibles”.
-
Contoh: Fanclub Kris Wu (sebelum skandal) bisa crowdfund ¥20 juta dalam sehari.
4. Tantangan Industri Musik Digital China
A. Pembatasan Konten oleh Pemerintah
-
Lagu dengan lirik “terlalu Barat” atau “tidak sopan” bisa dilarang.
-
Contoh: Hip-Hop sempat dibatasi karena dianggap “terlalu rebel”.
B. Masalah Pembajakan & Hak Cipta
-
Meski sudah lebih baik, unduh ilegal masih ada.
-
Solusi: Tencent pakai blockchain untuk verifikasi kepemilikan lagu.
C. Persaingan Sengit Antar Platform
-
Tencent Music (QQ Music) vs NetEase Cloud Music
-
NetEasе unggul di musik indie & komunitas fans.
-
5. Masa Depan Musik Digital China
A. AI & Musik Kustomisasi
-
Contoh: AI di NetEase Cloud bisa buat playlist berdasarkan mood.
B. Kolaborasi Global
-
Artis China go international:
-
Jackson Wang (GOT7) sukses di Barat.
-
Higher Brothers bawa hip-hop China ke dunia.
-
C. Metaverse & Virtual Idol
-
“Virtual Singer” seperti Luo Tianyi (洛天依) makin populer.
-
Konser VR jadi tren baru pasca-pandemi.
Kesimpulan
BACA JUGA: Rock Never Dies: Mengapa Musik Rock Terus Menginspirasi Dunia
Dari CD bajakan hingga streaming bernilai miliaran dolar, industri musik China telah berubah total. Platform seperti Tencent Music dan Douyin bukan hanya mengubah cara orang mendengarkan musik, tapi juga menciptakan ekonomi digital baru.
Masa depan musik China akan ditentukan oleh tiga hal:
-
Regulasi pemerintah yang ketat.
-
Inovasi teknologi (AI, metaverse).
-
Persaingan global (C-pop vs K-pop vs Barat).
Satu hal yang pasti: China tidak hanya jadi pasar, tapi juga pemain utama di industri musik dunia.

Rock Never Dies: Mengapa Musik Rock Terus Menginspirasi Dunia
“Rock plus roll is here to stay!” – Kalimat legendaris raja zeus slot itu diucapkan oleh Danny & The Juniors pada 1958, dan hingga hari ini, musik rock menyatakan bahwa ia tak pernah terlalu mati. Meskipun genre musik terus berkembang dan tren berubah, rock tetap menjadi salah satu gaya musik paling berpengaruh sepanjang masa. Dari Led Zeppelin hingga Foo Fighters, dari Elvis Presley hingga Billie Joe Armstrong (Green Day), rock terus menginspirasi generasi demi generasi.
Tapi mengapa rock begitu abadi? Apa yang membuatnya tetap relevan di tengah dominasi pop, hip-hop, dan EDM? Artikel ini akan membahas daya tarik musik rock, sejarahnya yang penuh gejolak, dan alasan mengapa ia terus hidup di dalam jiwa penggemarnya.
1. Sejarah Singkat: Dari Blues hingga Ledakan Global
Musik rock berakar dari blues, rhythm and blues (R&B), dan country di Amerika Serikat pada akhir 1940-an hingga 1950-an. Elvis Presley, Chuck Berry, dan Little Richard adalah beberapa pionir yang membawa rock ‘n’ roll ke arus utama.
Era Keemasan Rock (1960-1980)
-
The Beatles & British Invasion – Membawa revolusi musik rock ke seluruh dunia.
-
Led Zeppelin & Hard Rock – Memperkenalkan distorsi gitar yang lebih berat.
-
Pink Floyd & Progressive Rock – Membawa rock ke tingkat seni yang lebih tinggi.
-
Punk Rock (Sex Pistols, The Clash) – Memberikan energi pemberontakan yang mentah.
Evolusi Rock Modern (1990-Sekarang)
-
Grunge (Nirvana, Pearl Jam) – Suara kotor dan lirik penuh emosi.
-
Alternative Rock (Radiohead, Foo Fighters) – Eksperimen dengan berbagai gaya.
-
Rock Digital & Fusion Genre – Pengaruh elektronik dan hip-hop (contoh: Linkin Park).
2. Mengapa Rock Tidak Pernah Mati?
a. Energi dan Pemberontakan yang Abadi
Rock selalu identik dengan semangat melawan arus. Dari protes politik (Rage Against the Machine) hingga ekspresi kebebasan individu (Queen), rock memberikan suara bagi mereka yang ingin didengar.
b. Kekuatan Lirik yang Dalam
Banyak lagu rock memiliki lirik yang filosofis, seperti:
-
“Nothing else matters” (Metallica) – Tentang kesetiaan dan prioritas hidup.
-
“Imagine” (John Lennon) – Pesan perdamaian dunia.
-
“Bohemian Rhapsody” (Queen) – Sebuah mahakarya yang tak lekang waktu.
c. Performa Live yang Tak Tertandingi
Konser rock bukan sekadar pertunjukan musik, tapi pengalaman emosional. Adegan panggung epik seperti:
-
Freddie Mercury memimpin 72.000 penonton menyanyi “We Will Rock You”.
-
Slash (Guns N’ Roses) dengan solo gitar ikonik di “Sweet Child O’ Mine”.
-
Dave Grohl (Foo Fighters) yang tetap energik meski sudah puluhan tahun bermusik.
d. Adaptasi & Inovasi Tanpa Hilang Jati Diri
Rock terus berevolusi tanpa kehilangan esensinya:
-
Muse menggabungkan rock dengan synth dan orkestra.
-
Bring Me The Horizon memasukkan elemen elektronik dan metalcore.
-
Greta Van Fleet menghidupkan kembali nuansa rock klasik ala Led Zeppelin.
3. Rock vs. Musik Populer Masa Kini
Di era di mana musik pop dan trap mendominasi tangga lagu, rock tetap memiliki tempat khusus:
Aspek | Rock | Pop/Trend Musik Sekarang |
---|---|---|
Instrumen | Gitar, drum, bass (live playing) | Produksi digital, autotune |
Lirik | Lebih dalam & filosofis | Lebih sederhana & repetitif |
Konser | Energik, mosh pit, panggung hidup | Lebih terencana & visual (light show) |
Namun, rock dan pop tidak selalu bertentangan. Banyak kolaborasi menarik, seperti:
-
Post Malone bermain dengan Red Hot Chili Peppers.
-
Lady Gaga yang terinspirasi oleh Queen dan David Bowie.
4. Generasi Muda & Masa Depan Rock
Banyak yang khawatir rock akan punah karena kurangnya band baru yang mendunia. Tapi fakta berbicara lain:
-
Maneskin memenangkan Eurovision dan membawa rock ke Gen Z.
-
The Warning (band rock perempuan asal Meksiko) viral di TikTok.
-
Festival Rock seperti Download Festival & Rock in Rio masih ramai.
Kuncinya?
-
Media Sosial – Band indie rock seperti Arctic Monkeys dan Tame Impala tumbuh berkat platform digital.
-
Game & Film – Soundtrack rock di Guitar Hero, Guardians of the Galaxy, dan Stranger Things memperkenalkan rock ke anak muda.
5. Kesimpulan: Rock Akan Selalu Hidup!
BACA JUGA: Kontroversi Lagu Jorok: Ketika Musik Menabrak Batas Norma
Rock mungkin tidak lagi mendominasi tangga lagu seperti dulu, tapi rohnya tetap ada. Ia hidup di setiap riff gitar, teriakan vokal, dan jiwa para penggemarnya yang setia. Seperti kata Lemmy Kilmister (Motörhead): “If you think you’re too old to rock ‘n’ roll, then you are.” Selama masih ada orang yang mendambakan kebebasan, emosi mentah, dan musik yang menggelegar, rock never dies! 🤘